PLN Kalbar Siagakan Ribuan Petugas Hadapi Natal dan Tahun Baru
Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penggerak peningkatan harga minyak ini sebab keinginan akan penyeluncuran vaksin Covid-19 akan mengusung keinginan akan bahan bakar di dunia.
Mencuplik CNBC, Selasa (15/12/2020), harga minyak mentah Brent berjangka untuk pengangkutan Februari naik 32 sen atau 0,6 % jadi USD 50,29 per barel. Sesaat harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Januari naik 42 sen atau 0,9 % jadi USD 46,99 per barel. Ini ialah tingkat paling tinggi dalam sembilan bulan.
Harga minyak Brent dan WTI sudah kuat sepanjang enam minggu beruntun, yang disebut peningkatan mingguan paling panjang semenjak Juni.
"Beberapa informasi baru berkenaan keadaan wabah Covid-19 memberi keinginan baru ke harga minyak. Beberapa informasi baru kembali kelihatannya masih dibutuhkan untuk menggerakkan harga minyak cetak peningkatan kembali," terang President Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.
Sejauh ini sesungguhnya berita-berita berkenaan tambahan suplai minyak mentah di pasar memberatkan harga. Produksi minyak Libya capai 1,28 juta barel /hari pada Senin. Berdasar data National Oil Corporation (NOC), angka itu naik dari 1,25 juta barel /hari di akhir November.
Di Amerika Serikat, perusahaan energi pekan kemarin menambah sejumlah besar rig minyak dan gas alam yang bekerja sebab produsen lagi kirim karyawan mereka ke sumur minyak dan gas.
Amerika Serikat mengawali kampanye vaksinasi menantang Covid-19, mengusung keinginan jika limitasi wabah bisa selekasnya usai dan mengusung keinginan di customer minyak paling besar dunia.
Beberapa Kesalahan Dasar Pemula dalam Agen Judi Bola "Minyak mentah Brent disokong oleh saluran keuangan dan fisik. Dolar AS turun, kurva minyak mentah Brent mundur dan vaksin sedang dikeluarkan, "kata kepala riset komoditas SEB Bjarne Schieldrop.
"Kami berpikir reli harga minyak ini harus diteruskan." lebih ia.
Awalnya, harga minyak turun pada perdagangan Jumat, sebab kecemasan keinginan karena limitasi usaha berkaitan virus corona di New York. Ini membuntuti perkembangan ke arah program vaksinasi Covid-19.
Diambil dari CNBC, minyak mentah berjangka Brent turun 28 sen, atau 0,56 % jadi USD 49,97 per barel, sesudah naik di atas USD 51 per barel pada Kamis ke tingkat paling tinggi awalnya Maret.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 21 sen atau 0,4 % jadi USD 46,57, sesudah naik nyaris 3 % di sesion awalnya.
"Limitasi di New York memberatkan harga," kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka untuk Mizuho di New York.
Di hari Kamis, dana sudah tempatkan taruhan panjang bersih sebab Brent capai USD 50 per barel. "Waktu dekati penutupan, komune spekulan malas pulang dengan status net long," katanya.
Gubernur Andrew Cuomo memerintah restaurant Kota New York untuk membatalkan makan dalam ruang mulai Senin, di tengah-tengah kenaikan masalah.
Untuk minggu ini, Brent naik nyaris 2 % dan WTI naik kurang dari 1 %. Itu tempatkan ke-2 benchmark di lajur untuk peningkatan ke enam minggu beruntun untuk pertamanya kali semenjak Juni.
Eksperimen vaksin yang prospektif sudah menolong mengusung beberapa kesuraman atas rekor kenaikan jumlah infeksi dan kematian virus korona di penjuru dunia, dan Cuomo mengatakan kepercayaan diri, dengan menjelaskan ia memprediksi 170 ribu jumlah vaksin Pfizer akan ada di New York pada Minggu atau Senin.
Inggris mengawali vaksinasi minggu ini dan Amerika Serikat bisa mengawali vaksinasi tercepat akhir minggu kedepan, sesaat Kanada pada Rabu menyepakati vaksin pertama kalinya dengan suntikan awalnya mulai pekan kedepan.